Profil Desa Wanatirta
Ketahui informasi secara rinci Desa Wanatirta mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Brebes, sebuah kawasan strategis yang memadukan pesona Cagar Alam Telaga Ranjeng dengan potensi agrowisata dan ekonomi pedesaan yang dinamis, didukung oleh data demografi, pemerintahan, dan pembangunan
-
Ikon Wisata Alam
Desa Wanatirta merupakan gerbang menuju Cagar Alam Telaga Ranjeng, sebuah destinasi bersejarah dengan danau jernih dan ribuan ikan keramat yang menjadi daya tarik utama pariwisata di wilayah Brebes selatan
-
Pusat Ekonomi Pedesaan
Selain pertanian yang subur, Wanatirta menonjol sebagai desa dengan jumlah industri rumah tangga dan unit usaha (toko/warung) terbanyak di Kecamatan Paguyangan, menunjukkan denyut ekonomi yang aktif
-
Pembangunan Infrastruktur Progresif
Pemerintah desa secara aktif memanfaatkan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur vital seperti jalan, drainase, dan talud, dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk mendorong pemerataan ekonomi

Terletak di koridor selatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Desa Wanatirta menjelma sebagai sebuah wilayah yang unik dengan kekuatan utama pada pesona alam dan potensi ekonomi yang terus menggeliat. Desa yang berada di bawah administrasi Kecamatan Paguyangan ini bukan sekadar pemukiman agraris, melainkan sebuah gerbang strategis menuju Cagar Alam Telaga Ranjeng yang legendaris. Dengan topografi perbukitan yang subur dan geliat pembangunan yang terarah, Wanatirta memposisikan diri sebagai desa mandiri yang berupaya menyeimbangkan pelestarian lingkungan dengan kesejahteraan masyarakatnya.
Keberadaannya di jalur yang menghubungkan pusat ekonomi lokal seperti Bumiayu menjadi nilai tambah tersendiri. Desa ini menjadi representasi nyata dari potret desa di kaki Gunung Slamet, di mana air melimpah, udara sejuk dan kehidupan masyarakatnya menyatu dengan alam. Pemerintah desa bersama warganya terus berinovasi, mengembangkan potensi yang ada, mulai dari pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan hingga mendorong industri kecil, sebagai fondasi menuju masa depan yang lebih prospektif.
Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
Desa Wanatirta secara geografis berlokasi pada koordinat 7°17′34″S 109°4′1″E, menempatkannya di kawasan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 342 meter di atas permukaan laut. Posisi ini memberikan keuntungan iklim yang sejuk dengan suhu rata-rata 21°C, sangat mendukung bagi sektor pertanian. Secara administratif, desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Batas-batas wilayah Desa Wanatirta ialah sebagai berikut: di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Kretek, sementara di sisi selatan bersebelahan dengan Desa Winduaji. Letaknya yang berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Banyumas menjadikan desa ini memiliki aksesibilitas yang cukup baik, berjarak sekitar 7,6 kilometer dari pusat kota Kecamatan Bumiayu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Desa Wanatirta tercatat sebanyak 12.909 jiwa. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 17,42 kilometer persegi (1.742,81 hektare). Dari data tersebut, dapat dihitung kepadatan penduduk Desa Wanatirta mencapai sekitar 741 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat untuk sebuah wilayah pedesaan yang lahannya banyak dimanfaatkan untuk pertanian dan kawasan hijau.
Pemerintahan desa saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Darto, S.H., yang aktif mengawal berbagai program pembangunan. Di bawah kepemimpinannya, transparansi anggaran menjadi salah satu prioritas, seperti yang terlihat dari pemasangan papan informasi proyek di setiap titik pembangunan infrastruktur yang didanai oleh Dana Desa.
Sejarah dan Makna di Balik Nama Wanatirta
Nama "Wanatirta" sarat dengan makna filosofis yang menggambarkan kondisi alam wilayahnya. Nama ini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa, yakni "Wana" yang berarti hutan dan "Tirta" yang berarti air. Secara harfiah, Wanatirta dapat diartikan sebagai "hutan air", sebuah nama yang merepresentasikan kekayaan sumber daya alamnya. Desa ini memang dianugerahi banyak sumber mata air karena posisinya yang berada di lereng pegunungan, sehingga tidak pernah mengalami kekurangan air bahkan saat musim kemarau panjang.
Salah satu narasi sejarah yang berkembang di masyarakat mengaitkan keberadaan desa ini dengan masa perjuangan Kerajaan Mataram Islam. Konon, wilayah Wanatirta pernah menjadi salah satu jalur persinggahan bagi pasukan Sultan Agung saat dalam misi penyerangan ke Batavia. Tempat yang rindang dan berair jernih menjadikannya lokasi yang ideal untuk beristirahat dan menyusun strategi. Meskipun belum terdapat bukti arkeologis yang kuat, cerita ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari memori kolektif warga.
Kondisi alam yang subur inilah yang sejak dahulu kala membentuk pola hidup masyarakatnya. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, memanfaatkan lahan-lahan subur dan pasokan air yang melimpah untuk menanam berbagai komoditas pangan. Nama Wanatirta, dengan demikian, bukan sekadar identitas administratif, melainkan sebuah cerminan mendalam dari karakter geografis dan historis yang membentuk desa hingga saat ini.
Cagar Alam Telaga Ranjeng: Ikon Utama Desa
Meskipun secara administratif Cagar Alam Telaga Ranjeng terletak di Desa Pandansari, lokasinya yang sangat berdekatan menjadikan Desa Wanatirta sebagai pintu gerbang utama dan identitas yang tak terpisahkan dari destinasi tersebut. Telaga Ranjeng merupakan magnet utama pariwisata di wilayah ini. Danau alami seluas 48,5 hektare ini dikelilingi oleh hutan damar dan pinus yang rimbun, menciptakan suasana yang tenang dan asri.
Statusnya sebagai cagar alam telah ditetapkan sejak era kolonial, tepatnya melalui Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 11 Januari 1925, dan diperkuat oleh SK Menteri Kehutanan pada tahun 2004. Daya tarik utamanya yakni ribuan ikan yang mendiami telaga dan dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Uniknya, jenis ikan dominan di telaga ini dilaporkan berubah secara misterius dari waktu ke waktu, mulai dari ikan lele, ikan wader, hingga saat ini didominasi oleh ikan mas, tanpa ada campur tangan manusia yang menebar benih. Pengunjung dilarang keras memancing atau mengambil ikan dari telaga, sebuah kearifan lokal yang turut menjaga kelestarian ekosistem.
Bagi pengunjung, aktivitas utama di Telaga Ranjeng yaitu menikmati ketenangan alam, berpiknik, serta berinteraksi dengan ikan-ikan dengan cara memberi makan. Biasanya, di dekat lokasi tersedia penjual roti tawar yang bisa dibeli pengunjung untuk dilemparkan ke telaga. Pemandangan ribuan ikan yang berebut makanan menjadi atraksi yang menarik. Keberadaan Cagar Alam Telaga Ranjeng memberikan dampak ekonomi tidak langsung bagi warga Wanatirta melalui peluang usaha di sektor jasa dan perdagangan di sekitar jalur menuju lokasi wisata.
Potensi Ekonomi: Dari Pertanian hingga Pariwisata
Denyut nadi perekonomian Desa Wanatirta ditopang oleh beberapa sektor utama yang saling melengkapi. Fondasi utamanya merupakan sektor pertanian, sejalan dengan kondisi geografisnya yang subur dan kaya air. Para petani di Wanatirta membudidayakan berbagai tanaman pangan seperti padi dan sayur-mayur. Belum lama ini, potensi pertanian dan perikanan desa diakui melalui keikutsertaannya dalam Lomba Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) tingkat Polres Brebes pada Mei 2025, yang menunjukkan adanya upaya serius dalam optimalisasi lahan untuk ketahanan pangan keluarga.
Di luar pertanian, Desa Wanatirta menunjukkan dinamika ekonomi yang kuat di sektor industri pengolahan dan perdagangan. Data statistik kecamatan menunjukkan bahwa Wanatirta memiliki jumlah industri rumah tangga dan unit usaha berupa toko, kios, atau warung terbanyak dibandingkan desa-desa lain di Kecamatan Paguyangan. Hal ini menandakan budaya wirausaha yang tinggi di kalangan masyarakatnya, menjadikan desa ini sebagai salah satu pusat perputaran ekonomi di tingkat lokal.
Sektor pariwisata, meskipun masih dalam tahap pengembangan, memiliki prospek yang cerah. Keterkaitannya dengan Cagar Alam Telaga Ranjeng membuka peluang bagi pengembangan desa wisata. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM dalam kunjungannya pernah mendorong masyarakat untuk menggarap potensi ini lebih serius, seperti penyediaan akomodasi (homestay), kuliner khas, hingga produk kerajinan sebagai oleh-oleh. Sinergi antara keindahan alam dan kreativitas ekonomi masyarakat menjadi kunci untuk mengangkat kesejahteraan desa di masa depan.
Infrastruktur dan Pembangunan Desa
Pemerintah Desa Wanatirta menunjukkan komitmen yang kuat dalam pembangunan infrastruktur dasar untuk mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi warganya. Melalui alokasi Dana Desa (DD), berbagai proyek strategis terus dijalankan. Pada tahun 2024, dilaporkan terdapat tujuh titik pembangunan infrastruktur yang sedang dan telah dilaksanakan, mencakup perbaikan dan pembangunan drainase, talud penahan tebing, serta jalan rabat beton.
Pembangunan ini tidak hanya berfokus pada hasil fisik, tetapi juga pada prosesnya. Kepala Desa Darto, S.H., menegaskan pentingnya transparansi dan partisipasi publik. Di setiap lokasi proyek, dipasang papan informasi yang merinci jenis kegiatan, sumber, dan jumlah anggaran. Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat turut mengawasi jalannya pembangunan.
Lebih dari itu, pelaksanaan proyek-proyek ini secara sengaja melibatkan tenaga kerja dari masyarakat setempat. "Melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu upaya Pemdes Wanatirta untuk meningkatkan perekonomian mereka," ujar seorang aparat desa dalam sebuah kesempatan. Dengan demikian, Dana Desa tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberikan pendapatan langsung bagi warga. Pembangunan yang merata dan terencana ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup serta memperlancar akses ekonomi, membawa kemajuan yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Desa Wanatirta.